Selain memiliki efek kesembuhan lebih tinggi, obat ini juga bisa mencegah mewabahnya penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Tanaman perdu asal Australia Melaleuca Alternifolia menjawab kebutuhan obat yang sudah dicari kalangan medis di dunia selama puluhan tahun untuk mengobati Demam Berdarah Dengue (DBD).
Ilmuwan dari Institut Penyakit Tropis Universitas AIrlangga, Surabaya, Jawa Timur bekerjasama dengan Professor Max Reynolds dari Univeristas Griffith di Queensland Australia berhasil mengekstrak manfaat dari tanaman perdu ini menjadi obat DBD terobosan baru yang diberi nama MAX98.
Menurut Profesor Nasronudin, Kepala Institut Penyakit Tropis Universitas Airlangga kelebihan obat baru ini adalah mempunyai efek membunuh virus.
Penemuan obat ini merupakan hasil kerjasama riset antara ilmuan Indonesia dari sejumlah lembaga dengan Universitas Griffith Australia yang dilakukan sejak tahun 2006 lalu.
Menurut Profesor Max Reynolds, tanaman Melaleuca Alternifolia sudah dikenal luas dan digunakan sebagai tanaman obat oleh penduduk Australia sejak puluhan ribu tahun lalu.
Ia yakini khasiat tanaman ini bisa lebih dikembangkan. Ia pun mulai melakukan penelitian dan Indonesia dipilihnya karena memiliki tingkat kasus infeksi nomor dua tertinggi di dunia setelah Brazil dengan jumlah mencapai 50 ribu kasus pertahun.
Bahaya demam berdarah dengue (DBD) rupanya masih perlu diwaspadai.
Tercatat 460.565 orang di Indonesia terserang DBD, dan 557 orang di antara mereka meninggal dunia. Bahkan setiap hari lebih dari satu orang meninggal akibat virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Penyakit tropis itu memang umum diketahui oleh masyarakat Indonesia, tetapi masih banyak yang belum mengenal bahayanya. Sebenarnya yang perlu diketahui masyarakat adalah gejala-gejala DBD, seperti demam mendadak, sakit kepala, nyeri otot dan tulang, serta terdapat ruam di kulit dan tanda-tanda perdarahan. Namun gejala yang paling berbahaya adalah ketika hasil pemeriksaan darah menunjukkan pembuluh darah menjadi lebih pekat.
Jika seseorang sudah positif DBD, maka ia akan melewati beberapa tahap. Tahap pertama, yaitu fase akut, terjadi 1-4 hari. Pada fase itu pasien diharuskan minum sebanyak mungkin.
Selanjutnya adalah fase kritis, yaitu di hari ke-4-6, ketika demam tak turun-turun. Dan tahap terakhir adalah fase pemulihan, atau mungkin kematian, jika penderita tidak segera diobati.
Sayang, hingga saat ini belum ada obat dan vaksin untuk membunuh virus DBD. Menurut Dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, ahli penanganan demam berdarah, jika pasien merasa mual, maka akan diberi obat mual. Atau jika pasien merasa sakit kepala, maka diberi obat sakit kepala, juga obat penurun panas dan asupan cairan yang cukup.
Meskipun demikian, DBD sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan tiga prinsip berikut:
- Lakukan imunisasi.
- Berperilaku hidup sehat dan bersih, seperti membersihkan penampungan air dari jentik-jentik nyamuk.
- Tangani kasus secara tepat, yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berbagi & God Bless