Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar Forex Gratis

Pembuatan Fruitanol (Pembuatan Bioetanol dari Buah Pepaya)

I.      Tujuan
 
Membuat fruitanol dari fermentasi buah-buahan



II.   DASAR TEORI

Bahan bakar minyak merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahan bakar yang digunakan selama ini berasal dari minyak mentah yang diambil dari dalam bumi, sedangkan minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan masyarakat akan mengalami kekurangan bahan bakar. Keadaan ini tidak dapat lagi dipertahankan pada dasawarsa Sembilan puluhan. Bahkan pada abad 21 sekarang ini Indonesia diperkirakan akan menjadi net importer bahan bakar fosil (Kartasamita, 1992).


fruitanol


Melihat hal ini, sudah saatnya untuk mengembangkan berbagai energi alternatif yang dapat diperbaharui. Sudah saatnya ketergantungan kebutuhan energi fosil yang non-renewable digantikan dengan energi yang renewable, walaupun hal ini memerlukan revolusi terbalik dari sistem industri energi sekarang. Berbagai macam pendekatan proses dapat digunakan baik secara fisik kimiawi dan biologis. Salah satu pendekatan adalah menggunakan aplikasi bioteknologi yang dapat menggabungkan aspek fisik dan kimiawi menggunakan agen biologi.

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam. Tidak hanya pada negara - negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Untuk mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan datang. Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan etanol sebagai sumber energi terbarukan, contohnya untuk pembuatan bioetanol dan gasohol.

Baru-baru ini pemerintah telah melaksanakan program kebijakannya yaitu Konversi minyak tanah ke gas. Hal ini menandai bahwa energi fosil sudah tidak layak lagi digunakan dimasa depan karena jumlahnya yang semakin sedikit dan dampaknya yang tidak ramah lingkungan. Gas buang yang ditimbulkan pada mesin-mesin kendaraan mengakibatkan terjadinya lubang pada lapisan ozon sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kemudian masyarakat mulai beralih mencari energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan sebagai pengganti energi fosil. Pada tahun 2007 mulai gencar-gencarnya penelitian tentang Bioethanol sebagai energi alternatif masa depan. Bioetanol diharapkan mampu menggantikan fungsi bahan bakar yang selama ini didominasi oleh bahan bakar fosil.

Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan (biomassa) dengan cara fermentasi, dimana memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 %. Di Indonesia, bioetanol sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di negara ini dan sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioetanol adalah tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti: tebu, nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung, jerami, bonggol jagung, dan kayu. Namun permasalahan yang sering timbul pada pembuatan Bioetanol adalah sedikitnya bioetanol yang dihasilkan mengakibatkan biaya produksi membengkak. Hal ini disebabkan oleh proses fermentasi yang kurang optimal.

Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana banyak ditumbuhi pohon papaya yang buahnya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Biasanya buah papaya hanya digunakan sebagay buah meja, namun jika sudah terlalu matang biasanya langsung dibuang dan tidak berguna lagi. Hal tersebut melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang Pemanfaatan Buah Pepaya (caricapapaya l.) Sebagai Bahan Baku Bioetanol dengan Proses Fermentasi oleh Saccaromyces Cereviceae.






III.  Alat dan Bahan

a.       Alat

1. Blender

2. Destilator sederhana

3. Botol

4. Kain saring

5. Baskom

b.    Bahan

1.    Pepaya

2.    Ragi roti 



IV. PROSEDUR KERJA

1.    Buah direbus dan dihancurkan terlebih dahulu dengan menggunakan blender

2.    Dimasukkan ragi ke pepaya yang sudah dihancurkan dan diaduk sampai merata.

3.    Fermentasi pepaya didiamkan selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak muncul buihnya lagi.

4.    Fermentasi pepaya diperas dan diambil airnya.

5.    Air perasan ini kemudian didistilasi untuk mendapatkan ethanol



V.   Data Pengamatan

Volume air tape = 200 mL

Volume destilat = 1 mL



VI. Pembahasan

Etanol dapat dihasilkan dari fermentasi bahan berkarbohidrat yang memiliki kadar gula yang tinggi. Dalam percobaan ini digunakan buah pepaya segar yang difermentasi untuk menghasilkan etanol. Buah pepaya yang matang dipilih karena memiliki kandungan glukosa yang sangat besar. Buah pepaya yang akan digunakan mula-mula dibersihkan kemudian direbus atau dipanaskan sebentar saja untuk menghilangkan bakteri yang mungkin terdapat dalam buah. Kemudian buah yang sudah direbus dihancurkan menggunakan blender dan dimasukkan dalam wadah yang bersih. Kemudian ditambahkan ragi dengan persentase 5% dari berat pepaya yang akan difermentasi. Selanjutnya buah pepaya didiamkan dan dilakukan fermentasi selama 3 hari. Selama proses fermentasi, glukosa yang terkandung dalam buah akan terhidrolisis dengan bantuan ragi menjadi etanol dan karbondioksida.


Mikroba (ragi) akan memproduksi enzim selulose untuk mengubah gula pada substrat menjadi alkohol pada kondisi aerob. 

Setelah dilakukan proses fermentasi, kemudian buah pepaya diperas untuk mendapatkan airnya dan dilakukan proses destilasi menggunakan alat destilasi sederhana. Dari percobaan sari buah yang didapatkan adalah 200 mL. Proses destilasi dilakukan untuk memperoleh etanol yang murni. Dari proses destilasi 200 mL sampel, hanya dihasilkan etanol sebanyak 1 mL. Hal ini mungkin disebabkan karena pada proses fermentasi, tidak digunakan urea. Urea digunakan sebagai nutrisi tambahan bagi pertumbuhan mikroba yang digunakan sehingga fermentasi menjadi lebih optimal, dan etanol yang dihasilkan akan banyak. Lamanya waktu fermentasi juga menjadi penyebab kurangnya alkohol yang dihasilkan, untuk dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah yang besar waktu fermentasi yang diperlukan paling tidak selama 4 hari. Hal inilah yang mungkin menyebabkan kurangnya etanol yang dihasilkan.



VII.   Kesimpulan

Berdasarkan percobaan didapatkan etanol yang  dihasilkan dari proses destilasi sari buah pepaya adalah sebanyak 1 mL.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Fermentasi. http://munzbie.wordpress.com/ diakses pada 20 Oktober 2013

Isroi. 2010. Membuat Bioetanol Dari Limbah Buah-Buahan. http://isroi.com/2010/06/14/membuat-bioetanol-dari-limbah-buah-buahan/ diakses pada 16 Oktober 2013

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih Telah Berbagi & God Bless

Custom Search