Mungkin Anda pernah mengalami sulit konsentrasi, sulit tidur, bersikap siaga berlebihan, nafsu makan menurun, nafsu seksual menurun terhadap pasangan Anda, emosi tidak stabil? Jika hal tersebut sering terjadi, Anda harus mewaspadainya segera agar jiwa sehat Anda tidak mengalami gangguan.
Banyak
faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami gangguan jiwa. Hingga saat
ini diyakini terdapat tiga faktor utama sebagai penyebabnya. Pertama,
faktor organobiologi seperti faktor keturunan (genetik), adanya
ketidakseimbangan zatzat neurokimia di dalam otak. Kedua, faktor
psikologis seperti adanya mood yang labil, rasa cemas berlebihan,
gangguan persepsi yang ditangkap oleh panca indera kita (halusinasi).
Dan yang ketiga adalah faktor lingkungan (sosial) baik itu di lingkungan
terdekat kita (keluarga) maupun yang ada diluar lingkungan keluarga
seperti lingkungan kerja, sekolah.
Menurut
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 didapatkan data nasional
tentang angka kejadian gangguan jiwa berat (skizofrenia) sebesar 0,5%
dan di DKI Jakarta tercatat sebanyak 20,3%. Sedangkan gangguan mental
emosional (seperti kecemasan, depresi, dan lainlain) pada penduduk yang
berumur 15 tahun atau lebih sebesar 11,6% dan di DKI Jakarta tercatat
14,1%.
Gangguan
jiwa memang tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban
bagi keluarga penderita dan lingkungan masyarakat. Saat ini ada
kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami
peningkatan. Dampak gangguan jiwa pada masyarakat sangat besar dan luas
karena memerlukan biaya perawatan, kehilangan waktu
produktif, dan masalah yang berkaitan dengan hokum (melakukan tindakan
kekerasan maupun mengalami penganiayaan). Oleh sebab itu, perlu kiranya
Anda mengenali dan mendeteksi sejak dini gejalagejala yang mungkin
terjadi pada Anda atau orangorang yang terdekat dengan Anda.
Kata
‘depresi’ sering disalahartikan oleh masyarakat kita. Adapun yang
dimaksud dengan depresi adalah kumpulan gejala yang dialami oleh
seseorang dalam dua minggu terakhir seperti secara terus menerus merasa
sedih, murung yang dialami hampir sepanjang hari atau hampir setiap
hari, menjadi kurang berminat terhadap banyak hal atau kurang bisa
menikmati halhal yang biasanya disenangi, serta merasa cepat lelah atau
tidak bertenaga.
Selain
itu, seseorang yang mengalami gangguan depresi juga akan mengalami
halhal seperti nafsu makan berubah secara mencolok (berat badan dapat
meningkat atau menurun tanpa upaya yang disengaja), mengalami kesulitan
tidur hampir setiap malam (kesulitan untuk mulai tidur, terbangun tengah
malam, terbangun lebih dini, atau tidur berlebihan), berbicara atau
bergerak lebih lambat daripada biasanya, kehilangan kepercayaan diri
atau merasa tidak berharga, merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri, mengalami kesulitan berpikir atau berkonsentrasi. Dan yang
lebih parah adalah adanya keinginan untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau bahkan telah melakukan usaha untuk mengakhiri hidup.
Terkadang
seseorang tidak menyadari dirinya mengalami depresi karena biasanya
gejala yang muncul berupa gangguan fisik seperti sakit di ulu hati
(maag) yang tidak kunjung membaik, sakit kepala menahun, sakit kulit,
dan lainlain.
ANSEITAS (CEMAS)
Begitu
pula dengan gejala cemas dapat terlihat sebagai gejala fisik dan
psikologis. Gejalagejala yang biasanya muncul seperti jantung tibatiba
berdebardebar, berkeringat, gemetar, merasa mulut kering, sulit
menelan, kesulitan bernapas, merasa leher tercekik, merasa tertekan atau
tidak enak di dada, mengalami mual atau gangguan perut, kepala pusing,
sempoyongan, merasa asing dengan sekelilingnya, takut menjadi gila,
kehilangan kendali atau pingsan, takut mati, merasa nyeri atau tegang
otot, merasa gelisah atau tidak bisa santai, merasa pikiran tegang,
mudah kaget atau terkejut, sulit berkonsentrasi atau merasa pikiran
kosong, merasa mudah tersinggung, sulit tidur karena khawatir akan suatu
hal.
Gangguan
jiwa berat yang juga harus di deteksi dini adalah gangguan psikotik
(skizofrenia) dengan munculnya gejalagejala seperti apakah Anda,
keluarga atau orangorang di sekitar Anda pernah yakin bahwa seseorang
sedang mematamatai, atau bahwa seseorang sedang berkomplot untuk
menyerang atau mencoba mencederai, percaya bahwa seseorang atau suatu
kekuatan di luar memasukkan ide atau pikiran yang
bukan
miliknya ke dalam pikiran, pernah mendapat penampakan atau pernah
melihat halhal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, pernah
mendengar suarasuara di telinga yang tidak dapat didengar oleh orang
lain dan sumber suaranya tidak ada.
Apabila
ditemukan salah satu gejalagejala seperti diatas tadi, maka Anda harus
mencari pertolongan dengan segera berkonsultasi kepada seorang dokter
ahli jiwa (Psikiater). Karena semakin cepat diatasi maka proses
pemulihannya juga cepat. Penatalaksanaannya dapat dengan
obatobatan (psikofarmaka) dan dengan psikoterapi. Dengan semakin
majunya ilmu kedokteran, maka pengobatanpun juga semakin canggih.
Obatobatan jiwa tidak akan menyebabkan ’ketergantungan’ bagi pasien
bahkan merupakan suatu ’kebutuhan’. Keberhasilan pengobatan ditentukan
oleh beberapa faktor seperti dukungan dari keluarga, lingkungan sekitar,
keteraturan minum obat, rutin kontrol dengan Psikiater.
Selain
obatobatan (psikofarmaka), tidak kalah pentingnya adalah psikoterapi.
Bermacammacam jenis psikoterapi yang dapat diberikan kepada pasien
sesuai dengan kebutuhannya. Antara satu pasien dengan pasien lainnya
belum tentu sama terapinya
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berbagi & God Bless